Selasa, 24 Maret 2009

Perenungan

Celaan…. Itu biasa, sebagai manusia yang hidup dalam ketidak sempurnaan ini, diantara kita selalu saja ada yang mencela, baik itu tentang kebaikan tetap saja ada yang mencela…… sejak zaman para nabi, celaan itu sudah ada. Nabi saja yang memiliki cahaya kebenaran dan menjadi kecintaan Allah SAW masih saja dicela, apalagi kita yang masih memiliki banyak debu dimata. Jika diantara kita mendapatkan suatu celaan janganlah hal tersebut menjadikan kita lebih buta akan kebesaran-Nya. Bahwa sesungguhnya manusia yang paling hebat bukanlah mereka yang menang dalam medan peperangan melawan musuh tetapi mereka yang menang melawan nafsu keinginan dalam dirilah yang bisa disebut hebat dan sebagai pemenang.

Sejak lahir kita adalah seorang pemenang diantara jutaan yang ingin menang, tetapi bukan berarti dengan mengalah kita disebut kalah. Dalam hidup ada sedih dan ada senang, saat sedih kita menangis disaat senang kita tertawa. Antara sedih dan senang atau antara penderitaan dan kebahagiaan tidaklah ada bedanya. Penderitaan dan kebahagiaan yang kita dapat pada saat hidup didunia adalah sama, dalam arti hanya sementara. Saat bahagia datang kita tidak mampu untuk memegang erat-erat kebahagiaan itu, dan selalu saja ada penderitaan yang datang dalam hidup kita, yang terkadang kebahagian dan penderitaan datang silih berganti, sebentar senang sebentar lagi menangis. Pada saat bahagia datang sadarilah bahwa kesedihan akan segera menghampiri, dan pada saat kesedihan datang mengertilah bahwa akan ada kebahagian yang segera datang. Maka kita sebagai manusia yang tidak sempurna ini, cobalah untuk tidak berlebihan dalam menerima sesuatu, berpikirlah bahwa semua itu akan kembali kepadaNya, hiduplah dalam kesederhanaan, tidak terlelap dalam kesenangan yang berlebihan, dan tidak terlarut dalam kesedihan yang mendalam.

Dimata Allah, kita semua sama, yaitu ciptaanya yang lahir dari alam yang gelap dan dingin yang mempunyai satu tujuan yaitu mendapatkan cahaya dan KehangatanNya. Diantara kita tidaklah jauh berbeda, yang membedakan adalah perbuatan dan shalatnya. Sejauh mana kita dalam berbuat dan sejauh mana kita melakukan shalat yang dapat membuat kita pantas untuk berada disisiNya. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita petik, jika kita tanam kebaikan maka kebahagiaanlah yang kita peroleh disisiNya, dan sebaliknya jika kita tanam kejahatan maka penderitaan dan siksaan yang akan kita peroleh serta ketidak pantasan berada disisiNya.

Miskin dan kaya tidaklah ada bedanya, miskin belum tentu miskin dimataNya, kaya belum tentu kaya dipandanganNya. Tetapi perbuatan yang baik (shalat) dan buruk sudah lah pasti ada hasilnya.

Cobalah untuk direnungkan…..

Created by Sugi (Riyan_city@yahoo.co.id)

Kamis, 19 Maret 2009

Just Me



It's Just Me... Aku adalah aku bukan kamu dan bukan dia............ aku adalah aku dan itu kenyataannya... sangatlah sulit keluar dari diri sendiri dan sangatlah sulit menjadi yang bukan diri sendiri.... so.. be your self....

Rabu, 04 Maret 2009

Tiga Kandidat


Tiga kandidat yang mencoba untuk memperjuangkan keselarasan pendidikan di bangsa indonesia.......(red)

Lubang di Hati (Letto)

Ku buka mata dan ku lihat dunia‘
tlah ku terima anugerah dunia
Tak pernah aku menyesali yang ku punya
Tapi ku sadari ada lubang dalam hati
Ku cari sesuatu yang mampu
mengisi lubang ini
Ku menanti jawaban apa yang dikatakan hati

Apakah itu kamu
apakah itu dia
Selama ini ku cari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang dalam hati

Ku mengira hanya dialah obatnya
Tapi ku sadari bukan itu yang kucari
Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan
Dan ku yakin kau tak ingin aku berhenti

Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini ku cari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang ’kan mengisi lubang dalam hati

PBL Di Bali







STIKM Nusantara dan AKBID Nusantara Palembang pada tanggal 12 sampai dengan 25 Februari 2009 telah melaksanakan PBL di Bali. studi banding tersebut dilaksanakan pada RS Sanglah Bali, dengan peserta kuranglebih 240 mahasiswa yang terdiri dari Mahasiswa pada program studi Kesehatan Masyarakat dan Mahasiswi Kebidanan.



pada kesempatan ini mereka mendapatkan pengetahuan tambahan antara lain pengetahuan tentang AMDAL, Profile Rumah Sakit, Gizi, dan Bayi Tabung..



disamping itu selain mereka belajar dalam studi banding ini mereka pun diberi kesempatan untuk berkunjung ke tempat-tempat rekreasi di bali. diantaranya di Tanah Lot.



Tanah Lot adalah suatu tempat dimana banyak pura (tempat ibadah umat hindu), yang lebih berkesan disana ada pura yang berada di tengah laut kira-kira 30 meter dari tepi pantai. jadi pada saat air pasang mulai surut barulah kita dapat berjalan menuju ke pura itu, disamping itu kita dapat melihat matahari terbenam, tapi sayangnya saat itu cuaca tidak mendukung



dan yang paling heboh adalah para pesertanya, yang rata-rata para pemborong baju dan barang-barang lainnya.....jadi peserta PBL ini adalah benar Peserta Belanja...



diantara kesibukan itu tidak lupa ada panitia yang senantiasa bekerja keras untuk mengatur dan membantu dalam pelaksanaan PBL ini, mereka terlihat sangat sibuuk. (red)






Kamis, 18 Desember 2008

Palembang VS Yogyakarta

cinta memang buta tak mengenal suku, adat, bahasa dan lainnya. seperti pasangan muda ini, yang menyatukan cinta mereka. Surya Agung Chaesar, putra ketiga, anak ketiga dari Ketua Yayasan Pendidikan Nasional Nusantara yang bersanding dengan Ririn Safitri putri bungsu dan anak tunggal dari pasangan Bapak Edy Sukamtio dan Hj. Eva. dengan menggunakan pakaian adat jawa Surya dan Ririn memperlihatkan surat pernikahan mereka. dengan senyum simpul surya berjalan menaiki panggung kehormatan dimana diadakan kegiatan sungkeman kepada masing-masing orang tua mereka.

Selasa, 02 Desember 2008

CANTIK AYU BERPENDIDIKAN



Cantik, Ayu dan berpendidikan itulah sebutan yang tepat bagi mereka. mereka adalah para mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara Palembang Tingkat 3.

Mereka adalah calon bidan-bidan profesional yang siap terjun ke masyarakat guna menolong para ibu yang akan melahirkan.
Di AKBID NUSANTARA mereka di didik dan dilatih dalam menolong sesama, meskipun mereka terlihat centil tapi itulah mereka para calon bidan profesional yang siap menunaikan tugasnya dalam menolong sesama.